September biasanya dikenal sebagai bulan yang tricky untuk pasar saham. Secara historis, rata-rata kinerja IHSG dalam 20 tahun terakhir hanya +0,2% — alias cenderung datar. Namun tahun ini berbeda: IHSG menutup September 2025 dengan kenaikan impresif +3,4%, bahkan melesat +14,4% sejak awal tahun (per 29 September).
Setelah banyak investor “tertidur” oleh kekhawatiran global, sepertinya inilah saatnya benar-benar “bangun”. Seperti yang sudah kami tulis di artikel Wake Me Up When September Ends — kini, pasar benar-benar membuktikan bahwa September bisa jadi titik balik.
Di Saat Indeks Lain Lesu, IHSG Justru Terapresiasi
Kenaikan IHSG yang impresif ini menjadi semakin menarik karena tidak diikuti oleh indeks besar lain:
LQ45 -2,9%
IDX30 -0,5%
Artinya, pergerakan pasar kali ini tidak broad-based, melainkan terfokus pada kelompok saham tertentu: saham konglomerasi, kandidat MSCI rebalancing, hingga emiten yang tengah melakukan merger & akuisisi.
Namun di sinilah keunggulan strategi aktif mulai terasa: ketika indeks besar tertinggal, manajer investasi yang mampu menavigasi sektor dan saham dengan high conviction justru tampil menonjol.
Fund Highlights: Syailendra’s Winning Duo
Syailendra Alpha Focus Equity Fund (SAFE)
+15,7% YTD
Fokus pada saham-saham alpha yang berpotensi mencetak imbal hasil melebihi indeks acuan. Dengan AUM Rp 158,6 miliar (per 29 September), SAFE menjadi contoh nyata kekuatan strategi aktif di tengah pasar yang selektif.
Syailendra Balanced Opportunity Fund (SBOF)
+18,2% YTD
Sebagai balanced fund, SBOF punya fleksibilitas untuk menavigasi ketidakpastian pasar dengan mengatur porsi saham, obligasi, dan pasar uang. Saat ini, AUM-nya mencapai Rp 76 miliar, mencerminkan kepercayaan investor terhadap strategi yang adaptif namun disiplin.
Pendekatan stock picking dan fokus pada obligasi jangka pendek berperingkat tinggi menjadikan SBOF pilihan menarik di tengah dinamika pasar.
What’s Next? Between “Expensive” and “Expanding”
IHSG kini telah menembus level 8.000, rekor baru yang bisa dilihat dari dua sisi:
Sebagai ancaman: karena secara teknikal, pasar terlihat mahal setelah naik hampir 40% dari titik terendah April (5.880).
Sebagai peluang: karena reli belum merata, dan masih banyak sektor yang tertinggal menunggu giliran untuk naik.
Di sinilah kuncinya: melihat peluang dengan mindset yang bijak.
Alih-alih terjebak pada euforia atau ketakutan, Syailendra memilih untuk tetap prudent, mencari peluang baru dengan disiplin strategi dan analisis fundamental yang kuat.
Pasar keuangan ibarat musim… selalu berganti, tapi pola dasarnya bisa dipahami. September membuktikan bahwa kesabaran dan strategi aktif masih berbuah hasil di tengah dinamika yang kompleks.
Cheers to a brighter month ahead, and to staying awake when opportunity calls.