Peluang dan Tantangan Pasar Modal Syariah di Indonesia

Jakarta, 07 Juli 2021 -- Dalam rangka memperingati 1 dekade Pasar Modal Syariah di Indonesia, Bank Syariah Indonesia turut mengambil peran dengan mengadakan kegiatan literasi pasar modal syariah kepada lebih dari 30 manajer investasi di Indonesia. Selain itu, Bank Syariah Indonesia (diwakili Direktur Wholesale Transactional Banking, Bapak Kusman Yandi) juga menandatangani Kontrak Investasi Kolektif bersama PT. Avrist Asset Management (diwakili Direktur, Bapak Jonni Hutabarat), PT Sucorinvest Asset Management (diwakili Presiden Direktur, Bapak Jemmy Paul Wawointana) dan PT Syailendra Capital (diwakili Direktur, Bapak Gunanta Afrima)


Kerja sama antara Bank Syariah Indonesia, Avrist AM, Sucor AM dan Syailendra Capital merupakan salah satu capaian BSI yang merupakan satu-satunya Bank Umum Syariah (BUS) yang memberikan layanan Kustodian, dengan Asset Under Custody saat ini sudah mencapai lebih dari Rp 10 Triliun. 


“Acara ini dihadirkan sebagai bentuk komitmen BSI dalam  mendukung pengembangan Pasar Modal Syariah di Indonesia. Seperti yang diketahui, menurut data OJK, Pasar Modal Syariah menyumbangkan aset sebesar Rp 1.077,62 Triliun dari total aset keuangan syariah di Indonesia yang mencapai Rp 1.823,13 triliun pada Januari 2021. Tentunya angka tersebut dapat dioptimalkan kembali seiring dengan naiknya jumlah investor milenial di Indonesia di Era Pandemi ini” ujar Kusman Yandi setelah menandatangani kerja sama, sekaligus membuka webinar dengan tema "Peluang dan Tantangan Pasar Modal Syariah di Indonesia".


Pada Webinar Pasar Modal Syariah Indonesia kali ini, keynote speech disampaikan oleh Dr. Taufik Hidayat, selaku Direktur Jasa Keuangan Syariah KNEKS. Taufik Hidayat menyatakan bahwa KNEKS yang dibentuk oleh pemerintah Republik Indonesia mendukung secara penuh pengembangan ekosistem syariah di Indonesia, salah satunya adalah sektor Pasar Modal Syariah yang melibatkan banyak pihak dalam ekosistem keuangan syariah, termasuk Bank Kustodian yang mengadministrasikan efek syariah.


Dalam webinar ini, Chief of Economist BSI, Banjaran Surya Indrastomo mengungkapkan bahwa pada era pandemi ini, bermunculan banyak investor retail yang merupakan potensi besar bagi pasar modal syariah di Indonesia. Meskipun demikian, porsi pasar modal syariah di Indonesia masih perlu ditingkatkan karena pangsa pasar investor syariah masih sebesar 5,7% pada Oktober 2020.


“Untuk memajukan pasar modal syariah secara menyeluruh, penting menggunakan seluruh instrumen keuangan syariah dalam keseharian kita. Sudah cukup lengkap kita punya, Bank Syariah ada, Asuransi ada, Reasuransi ada, Bank Umum Syariah juga sekarang sudah ada yang punya Kustodian. Peran seluruh pihak ini yang dibutuhkan untuk Indonesia menjadi Pusat Ekonomi dan Keuangan Syariah dunia.” Ujar Praktisi Ekonomi Syariah, Adiwarman A. Karim.
**