7 Hal yang Harus Anda Ketahui Sebelum Berinvestasi di Reksa Dana

Ada beberapa hal yang harus kamu ketahui sebelum berinvestasi di reksa dana agar tidak gegabah dalam mengambil keputusan. Simak baik-baik

Pertama, pahami dasar Peraturan Mengenai Reksa Dana

Reksa dana diatur dalam Undang-Undang Pasar Modal Nomor 8 Tahun 1995 Pasal 1 ayat 27 yang menyatakan bahwa “Reksa dana adalah wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio efek oleh manajer investasi.” 

Pertama, Kenali Profil Risikomu

Kamu perlu memahami bahwa reksa dana tentu datang dengan risiko yang berbanding lurus dengan imbal hasil atau yang biasa disebut high risk high return. Misalkan kamu mengincar reksa dana dengan imbal hasil 15% per tahun, kamu juga harus siap untuk mengalami masa di mana nilai investasimu berkurang 15% per tahun atau mungkin lebih. Kalau belum yakin, sebaiknya pilih reksa dana pasar uang atau pendapatan tetap.

Kedua, ingat bahwa “Don’t put all of your egg in one basket”

Walaupun reksa dana lebih minim risiko dibanding dengan membeli saham/obligasi secara langsung, namun kamu tetap harus membaginya dalam beberapa asset class. Misalnya untuk dana darurat dan kebutuhan jangka pendek di reksa dana pasar uang, dana tabungan pensiun di saham jika masih berusia muda dan lain-lainnya. Dengan cara begini, kamu tidak perlu khawatir jika reksa dana sahammu sedang turun karena kamu bisa mencairkan reksa dana pasar uang dulu yang cenderung selalu menanjak.

Ketiga, sadari peruntukkan masing-masing reksa dana

Pahami kebutuhan dan keinginan kamu. Mana investasi yang kamu alokasikan untuk memenuhi kebutuhan jangka pendek sebaiknya ada di reksa dana pasar uang. Sebelum kamu memulai investasi, baiknya kamu menulis ulang dulu semua kebutuhan dan keinginanmu lalu diurutkan menjadi skala prioritas lalu hitung berapa yang ingin kamu sisihkan perbulannya.

Keempat, pahami cara memilih reksa dana

Walaupun dasarnya reksa dana hanya ada empat jenis berdasarkan asset class, namun ada banyak pilihan Manajer Investasi, ‘kan? Persentase keuntungan yang tinggi tentu menggiurkan, namun perlu dilihat performa satu tahun, tiga tahun dan lima tahun. Misalnya ada reksa dana yang memiliki performa yang tinggi selama satu tahun, namun ternyata secara 5 tahun imbal hasilnya cenderung lebih kecil dibandingkan reksa dana lain; maka kamu boleh berhati-hati.

Kelima, memilih Manajer Investasi pun memerlukan perhitungan tersendiri

Pilihlah Manajer Investasi yang berada di 10 besar (bisa di cari dengan kata kunci “Manajer Investasi dengan Dana Kelolaan Terbesar – tentu, ada Syailendra Capital salah satunya) ataupun Manajer Investasi yang sudah berdiri lama dan melewati berbagai krisis moneter. Jangan lupa juga googling nama Manajer Investasi tersebut, untuk mengetahui sepak terjangnya.

Keenam, cara memilih agen penjual pun harus diperhatikan

Pilih agen penjual yang terdaftar di OJK dan dibuktikan dengan cara cek di website OJK. Jika kamu membeli reksa dana di aplikasi fintech, kamu bisa coba-coba dulu mana yang mudah digunakan olehmu. Kalau kamu tertarik, kamu juga bisa menimbang setiap promo yang diberikan oleh masing-masing APERD (Agen Penjual Efek Reksa Dana).

Ketujuh, perhatikan cara Manajer Investasi tersebut melakukan bisnisnya

Manajer Investasi yang mengikuti peraturan OJK tidak akan melakukan klaim imbal hasil dengan pasti. Kamu juga bisa memastikan dengan cara mencari berita Manajer Investasi dan direktur serta komisarisnya tersebut untuk memastikan ia tidak terlibat skandal apapun.

Selamat berinvestasi!

 

Baca juga:

Mengapa Investasi di Reksa Dana Daripada Membeli Langsung di Pasar Modal?

Antara reksa dana dan P2P Lending, pilih mana?

Mengapa Berinvestasi Jangka Panjang di Reksa Dana?