Bagaimana Syailendra Menyikapi Anjloknya IHSG?

admin@syailendra.com | March 04, 2020

Berikut adalah analisis IHSG dari Agustinus Candra, Head of Business Alliances and Retail dari Syailendra seperti yang telah diliput oleh Kontan TV pada 2 Maret 2020.

Sebagai rangkuman, secara garis besar pasar sedang mengalami perpindahan tren. Jika pada tahun 2017 hingga 2019 market dibayangi oleh perang dagang antara Amerika Serikat dengan Cina, maka tahun 2020 ini lebih tentang antisipasi terhadap corona outbreak yang merebak di berbagai negara.

Dari 2020 year to date, indeks telah turun 11.69% dikarenakan ketakutan akan perlambatan ekonomi Cina sebagai dampak dari Corona outbreak. Perekonomian Cina sendiri telah melambat sejak Q4 2019, dari 6% menjadi 5%. Mengapa hal ini terjadi? Karena kalau Cina melambat, perekonomian negara lain juga melambat.

Disebutkan juga bahwa ada pernyataan dari Menteri Keuangan Indonesia bahwa jika Cina melambat 1% saja, maka ini akan akan mempengaruhi 0.3% - 0.6% GDP. Dengan demikian, jika GDP melambat 1% maka level GDP Indonesia diperkirakan akan 4.5% - 5%.

Tentunya pemerintah di manapun tidak akan tinggal diam dalam menyikapi perlambatan. Langkah-langkah stimulus tentu akan dipersiapkan di masing-masing negara dan diCina sendiri sudah mengeluarkan liquidity yg cukup besar yaitu 1.2T.

Di Indonesia sendiri juga telah mengambil kebijakan fiskal, seperti diskon harga tiket pesawat.

Lalu apa yang bisa dilakukan oleh investor di kala IHSG rontok seperti sekarang?
Yang pertama adalah memperpanjang horizon investasi. Dan yang kedua, melihat bahwa valuasi sekarang di JCI 13.1x PE, barang2 yg ada bisa menjadi lebih murah maka investor bisa stay, atau menambah porsi dengan metode cost averaging, yaitu beli pelan-pelan samai bottom line lalu menunggu sampai market rebound. 

Dan yang terakhir, tentu mengevaluasi diri dengan statement

Dont put all your money in one basket

Hal ini telah terbukti di berbagai hal. Contohnya di tahun 2018 - 2019, ketika nilai saham tidak banyak mengalami kenaikan, investasi di fixed income dan bonds bisa mendapatkan return yang menarik.